Sempena persaraannya pada 12 Ogos ini.
Berpisah jua kita di sini
Semilir angin resah singgah di birai senja
Menyapa wajah Ogos yang suram
diksi lembut menyampai salam duka;
tentang misteri laut dan sepi pantai
tentang bisik ombak dan gelora badai
tentang nasib pelaut dan untung camar muda,
inilah garis nyata yang merungkai segala rasa, kukira
karang laut masih tetap menyanyikan lagu serupa
hati budimu di perpustakaan
luhurnya tak terungkap dek bicara.
ii
kita membesar di antara ruang kecil
yang dibesarkan oleh tingginya ilmu,
kami tidak pernah berasa kerdil
takala melihat bara yang kau nyalakan
membakar semangat dan iltizam,
kami tidak berasa khuatir berkerja
tatkala melihatmu gigih menakung keringat
tanpa banyak berkira,
suaramu yang tegas membayangkan
tiada tempat untuk siapa-siapa yang
mundur dan tidak suka ambiltahu
di tanganmu terbentang wawasan perpustakaan
`gedung ilmu bitara sejajar era globalisasi`.
iii
gedung ilmu ini adalah lautan terbuka
Andainya hari ini, esok dan bila-bila
engkau perlu pergi dan yang lain bertandang sudi
Kukira amanahnya tetap serupa
Mengalas beban visi menugal ribuan janji
Meneruskan agenda bagi sesiapa yang diganti
Membangunkan intelektual mengukuh jatidiri
Kerjanya tak berakhir walaupun
pemimpin silih berganti.
iii
Hening waktu bersatu di kaki senja
Mentari makin malu dipeluk dingin malam
kemudiannya mengecil dalam diam
lalu menghilang.
Selamat pulang ke anjung peribadimu
Wahai insan yang
Setelah sepuluh musim berkelana di sini menabur bakti
Berkeringat daya fikir membangunkan UPSI
menjunjung langit di tempat bumi kau pijaki
kau gagahi mendaki walau tangan payah terkuak
kau genggami bara biarpun jasad pedih tak terubat
tak jemu berusaha, biarpun sering kali terluka
gedung ilmu ini menjadi semaian abadi
lambang pengorbananmu yang tak terbeli.
Kami tidak akan jemu
menatap lembaran baktimu,
luhur budi dari jasa tak mampu dikira
akan kami genapkan
dengan mengenangmu dalam kenangan
sepanjang zaman.
iv
kocak debar jantung hati berlagu tenang
riak sedu tangis menghiris lembut perdu rasa
pupuklah geloranya agar tidak membuah duka
semilir angin mengiring salam perpisahan
perlahan-lahan jemari pun kian terlepas
tatapilah raut wajah dengan manis budi
biarlah pemergianmu tidak meninggal luka di hati
terampun salah silap segala diri.
v
senja kian menampak wajah
mentari sudah lama menyimpan duka
padang saujana menghijau
menghampar resah,
gedung ilmu ini tempat persinggahanmu
melambai jemari hati
mengucap salam perpisahan
selamat tinggal insan berbudi
berpisah jua kita di sini.
a halim ali
8 Ogos 2010
D'TIRAI ANJUNG
Selamat datang ke blog Anjung Puisi. Blog ini menghimpunkan dan menyiarkan karya-karya puisi Melayu moden dan tradisional, artikel tentang puisi Melayu, peristiwa, aktiviti yang berkait dengan puisi di seluruh tanah air dan lain-lain. Moga para pembaca dan menimba manfaat dan memperolehi ketenangan tatkala melayari blog ini. - a. halim ali
Langgan:
Catatan (Atom)