PULANGLAH, AKU MENYAMBUTMU DENGAN DOA KASTURI
Semilir angin resah
singgah di anjung China Selatan
Menyapa wajah pagi yang suram
diksi lembut menyampai salam duka;
tentang misteri laut dan sepi pantai
tentang bisik ombak dan gelora badai
tentang nasib anak-anak kapal
dan kedatangan yang tidak pernah sampai,
inilah garis nyata
yang merungkai segala rasa, kukira
karang laut masih tetap
menyanyikan lagu serupa
awan di Andaman menipis leka
tanah semenanjung menghimpun duka
jauh terbang sayapmu memipis lara
lautan Hindi jua yang misteri
MAS 370, adakah benar kau singgah di sini?
ii
mereka bergelut dalam ruang
kecil
mencari sisa nafas yang kian
susut
bayang getir menempuh ajal
dengan jerit, pekik dan
raungan luka.
kami tidak pernah berasa aman
takala menatap ribuan resah
ayng dihimpun
di dada akhbar dan berita
membakar luluh kemanusiaan
kami sangat berasa khuatir
membaca
perjalananmu di udaratiba-tiba
hilang di mata
perasaaanku diregut nasib celaka.
iii
Hening waktu bersatu di kaki senja
Mentari makin malu dipeluk dingin malam
kemudiannya mengecil dalam diam
lalu menghilang
kocak deru ombak di lautan Hindi
menghempas membadai tubuh MAS 370
adalah suara raungan tangis anak isteri
ibu ayah dan sanak saudara
yang menanti kepulangan yang pasti.
Dalam waktu nasibmu ditentukan
Perhitungan satelit dan teknologi
Aku masih tetap ingin mengucapkan
Selamat pulang ke tanah semenanjnung
Walau dengan sisa jasad terlerai
Walau dengan hanya cebisan kata
Walau hanya dengan serpihan yang berkecai
Pulanglah, aku menyambutmu dengan doa kasturi
Wirid dan bacaan ayat-ayat suci
Mengenangmu manusia yang pergi penuh misteri.
iv
kocak debar jantung hati berlagu tenang
riak sedu tangis menghiris lembut perdu rasa
anak-anak isteri suami dan sanak saudara
pupuklah geloramu agar tidak membuah duka
berpanjangan
semilir angin mengiring salam perpisahan
perlahan-lahan jemari pun kian terlepas
tatapilah raut wajah dalam kenangan
biarkahlah pemergian mereka
tidak meninggal luka di hati
terampun salah silap segala diri.
v
senja kian menampak wajah
mentari sudah lama menyimpan duka
gelora lautan tak henti menghempas
menghampar luas resah penantian
bergenang ingatan dalam air mata
namun kepulanganmu tetap kutunggu jua.